Senin, 09 Agustus 2010

MAKNA GERAKAN SHOLAT

Berikut uraian makna Gerakan Sholat mudah-mudahan menjadikan ibadah Sholat Semakin Mantap

1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)

Pengawalan segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu yang ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah, ujung rantai dari awal segala awal, tidak karena guru, orang tua, orang lain (rantai pengetahuan bahwa kita harus Sholat) atau karena rantai rasa takut, rasa terpaksa, tapi karena ujung rantai rasa itu sendiri Allah sang Pencipta Rasa. Takbiratul Ihram sebagai starting point Sholat, simbol starting perjalan hidup. Maknanya penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya ada dan karenaNYa melakukan perjalanan hidup.

2. Berdiri (Gerak Perjalanan)

Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena kalo duduk tidak mungkin berjalan, Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial harus ditegakkan. Hadist : Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/ditegakkan oleh sholat). Sebagaimana pohon tegak lalu pada titik ketinggian optimum kemudian berbuah. Dalam perjalanan itu kita memakan energi di bumi lalu diproses dengan aturan hukum Allah dan memeliharanya supaya tidak dirusak hama/penyakit untuk menghasilkan buah (hakikat hidup). Buah itu untuk bekal perjalanan kehidupan selanjutnya.
Tanpa tegak ruang hidup tidak ada, karena tegak, maka ada titik atas dan bawah dalam satu garis dan bergerak sehingga menciptakan ruang. Sederhananya karena kita berdiri tinggi atap rumah kita tidak kurang dari 1 m, tapi bahkan lebih tinggi dari badan kita. Sehingga ada ruang rumah yang harus diisi. Begitu juga hidup jasmani dan ruhani kita harus ditegakkan dan ruang yang dihasilkannya harus diisi dengan keimanan, amal kebaikan, kesholehan, pengabdian yang iklas kepada Allah, dsb.
Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala Hukum dan Kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri.
Kedua tangan memegang ulu hati, simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.

3. Rukuk (Penghormatan)

Mengenal Allah lewat hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam-macam hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan, rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran, percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi Rosul , dsb pokoknya semua yang kita tahu dan kita rasa. Ini bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua itu.
Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para Utusan Allah (Nabi dan Rosul) kita tidak akan tahu jika semua itu ciptaan Allah, dan dengan para UtusanNya kita tahu tujuan arah hidup serta cara mengisi hidup agar selamat. Sebagai contoh : suku primitif tanpa adanya bimbingan Agama, sesuai fitrah manusia tetap mengamati alam dan menyimpulkan bahwa ada yang menciptakan, tapi tidak tahu siapa Sang Pencipta sebenarnya, sehingga diekspresikan pada penyembahan batu, patung yang dianggap memiliki kekuatan pencipataan.
Jadilah kita menghormati , Para Utusan Allah (Rosul, Nabi, Malaikat) yang telah mengenalkan Allah pada kita serta menghormati langit bumi berserta isinya, serta termasuk kepada siapa yang mengenalkan Tuhan kepada kita seperti orang tua, guru. Penghormatan sebagai rasa terimakasih kita bahwa kita jadi tahu Tuhan itu seperti apa. Dalam penghormatan juga sebagai dinyatakan keinginan berpartisipasi untuk ambil bagian dalam pemeliharaan Ciptaan Allah ini dan tidak ingin merusaknya.

4. Itidal (Puja-puji pada Allah)

Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta dan iklas atau dengan senang hati menjalani hidup sesuai Kehendak Allah.

5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah)

Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada segala kehendak Allah dan mengikuti segala kehendak Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita. Contohnya : Allah maunya kita Sholat, ya ane juga mau Sholat, kalo kata Allah jangan lakukan ya ane juga tidak akan lakukan, Kalau Allah tidak suka ya ane juga tidak suka, Kalau Allah cinta atau suka ya ane juga cinta dan suka pokoknya akin selalu sama (dan sehati) tidak akan sedikitpun bertentangan.

Dengan merekatkan kepala pada bumi dimana bumi adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Di bumi kita lahir di bumi kita menjalani waktu kehidupan, di bumi kita berladang amal, bumi menjadi saksi seluruh hidup kita, di bumi kita mati, di bumi kita dihukum (alam kubur). Merekatkan diri ke Bumi, bahwa awal dan akhir manusia dari dan ke bumi, berharap pada saat kematian keadaan diri kita sama saat dengan saat dilahirkan, yaitu dalam keadaan suci, sehingga bisa bertemu Allah.

Sujud dilakukan 2 kali dimaknai
Sujud pertama : penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak ruhani/hati/jiwa.
Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud
Sujud kedua : pernyataan Pengagungan Dzat Nya Allah personal antara makhluk dan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan.

6. Duduk antara 2 Sujud (Permohonan)

Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan Allah, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah.

7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar

Tahap pemantapan, Karena perjalan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh. Yaitu Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah dan Ruh Hamba-hamba Sholeh (Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah juga melalui ajaranya kita dibimbing menujuNya dan menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita. Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi Nabi Ibrohim yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Dajal / Iblis untuk menjaga perjalanan tetap pada keselamatan dan berhasil mencapai Allah.

8. Salam

Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama-sama dalam perjalanan (aspek kemasyarakatan) menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi Allah.
Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi Sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke Sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam perjalanan.

SHOLAT PENUH 24 JAM SEHARI SEMALAM

Jika kembali pada pemahaman Takbiratul Ihram di atas takbiratul ihram simbol dari pernyataan awal perjalanan, maka kita akan bertanya kapan akhirnya.

Allah itu Maha Awal = Maha Akhir

karena Sholat dipersembahkan pada Allah yang Maha Awal = Maha Akhir, maka akhir dari Sholat akan bertermu pada takbiratul ihram Sholat berikutnya. Atau misalnya Takbiratul Ihram Sholat subuh Sholat periode itu (Sholat + praktek aplikasi Sholat (aktivitas hidup) akan berakhir pada takbiratul ihram Sholat dzuhur. Kemudian seterusnya Sholat dzuhur dimulai Takbiratul Ihram Sholat dzuhur hingga takbiratul ihram Sholat Ashar terus berlanjut sehingga menjadi rantai yang tidak terputus dalam 24 jam berupa Sholat.

Contoh :

Sholat Dzuhur (Periode dari Sholat dzuhur hingga Sholat ashar)

Ritual baku Sholat Dzuhur = Penyerahan Total dan Pemujaan langsung pada Allah, Pernyataan Simulasi Perjalanan Hidup, Refresh tentang hakekat kehidupan
Pasca Ritual Dzuhur = Bukan sholat dalam arti sholat ritual gerakan, tetapi hati yang bersholat dengantidak putus mengingat Allah (dzikir) dalam hati. Aplikasi makna gerak Sholat dalam aktivitas kehidupan, menjalankan aktivitas dengan memelihara kebersihan hati (berdiri), menjaga kesucian lahir bathin (para ulama salaf selalu menghormati dan memelihara ciptaan Allah (ruku), menjalankan perintah dan menjauhkan larangan Allah (sujud) berdoa, dan menyerahkan hasil aktivitas pada Kehendak Allah (sujud). Misal : Bekerja karena Allah, Makan karena Allah, Tidur karena Allah, Bersabar karena Allah, Belajar karena Allah, Ngaskus karena Allah, dsb sehingga Allah akan tetap ada di hati walau dalam aktivitas apapun.

Hasilnya :
- Sholat akan mencegah perbuatan Keji dan Mungkar (pasca Sholat)
- Antara sholat ke sholat membersihkan dosa
- Sholat Tiang Agama

SHOLAT = SIMBOL PERJALANAN HIDUP
AKHIR SHOLAT = KEMATIAN

Perjalanan diibaratkan perputaran, dengan berputar berarti berjalan, Bagaimana Sholat disebut dengan perjalanan pendekatannya :



Total Gerakan Sholat dalam 1 rokaat adalah 360 derajat penjumlahan

1. Berdiri : 180 derajat
2. Rukuk : 90 derajat
3. Sujud 1 : 45 derajat
4. Sujud 2 : 45 derajat +
360 derajat (1 putaran)

Empat gerakan di atas adalah gerakan utama yang berporos pad panggul
Jika ditambah dengan gerakan antara :

1. Berdiri setelah Rukuk : 180 derajat
2. Duduk antara 2 Sujud : 90 derajat
3. Duduk Tahiyat : 90 derajat +
360 derajat

Dengan melihat bahwa total gerakan sholat adalah lingkaran pada poros panggul ini simbolisasi roda yang berjalan ke depan meniti waktu kehidupan yang berjalan ke depan rokaat demi rokaat.

17 Rakaat = 17 titik



Jika disambung


Jika kurang dari 17 Titik tidak terjadi Tulisan di atas


Demikian semoga ini menjadi bahan renungan dan memantapkan pengamalan Sholat, semoga bermanfaat……








Sabtu, 31 Juli 2010

Benarkah Jika Sholat dan Doa Naik Ke Langit?





Benarkah Jika Sholat dan Doa Naik Ke Langit?






Kita mungkin pernah bertanya kenapa harus solat menghadap Kiblat, juga kenapa harus ada Ibadah Thawaf, Ini juga sering jadi perenungan saya seperti ini :

1. Ketika mempelajari Kaidah Tangan Kanan (Hukum Alam), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan dengan arah jarum jam maka arah energi akan naik ke atas akan naik ke atas. Arah ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh Arah Jempol.

2. Dengan pola ibadah thawaf dimana bergerak dengan jalan berputar harus berlawanan jarum jam, ini menimbulkan pertanyaan, kenapa tidak boleh terbalik arah, searah jarum jam misalnya.



3. Kenapa Solat harus menghadap Kiblat, termasuk dianjurkan berdoa dan pemakaman menghadap Kiblat
4. Kenapa Solat Di Masjidil Haram menurut Hadist nilainya 100.000 kali dari di tempat sendiri.
5. Singgasana Tuhan ada di Langit Tertinggi

Dari perenungan didapat :
1. Solat dan Doa adalah pemujaan terhadap Tuhan Semesta Yang Maha Tunggal, kita memerlukan hubungan intens dengan-Nya. Sehingga tercipta Hubungan Sang Pencipta dan yang diciptakan (makhluk) secara dua arah
2. Pada saat Solat dan Doa kita yakin mengeluarkan energi, Pikiran dan Hati yang Fokus/Konsentrasi adalah generatornya. Sebagaimana kita bekerja yang mengeluarkan energi, dan dari energi tersebut menjadikan hasil, barang dan jasa. Hukum Kekekalan Energi mengatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan hanya dapat berubah bentuk, lalu kemana Energi Solat dan Doa kita?
3. Solat diharuskan menghadap Kiblat, berarti arah Energi terfokus ke arah Kiblat dan akan bertanya lagi setelah dari Kabah akan kemana larinya Energi solat?
4. Kalau Solat Berjamaah nilainya lebih tinggi 27 kali lipat.
5. Di Kabah ada ibadah Thawaf yang kapan saja orang boleh melakukannya tanpa terikat aturan waktu.

Perenungan Sintesa :
1. Energi Solat dan Doa dari individu atau jamaah seluruh dunia terkumpul dan terakumulasi di Kabah setiap saat, karena Bumi berputar sehingga solat dari seluruh Dunia tidak terhenti dalam 24 jam, misal orang Bandung solat Dzuhur, beberapa menit kemudian orang Jakarta Dzuhur, beberapa menit kemudian Serang Dzuhur, Lampung dan seterusnya. Belum selesai Dzuhur di India Pakistan, di Makasar sudah mulai Ashar dan seterusnya. Pada saat Dzuhur di Jakarta di London Sholat Subuh dan seterusnya 24 jam setiap hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya.
2. Energi yang terakumulasi dan bertumpuk akan diputar dengan generator orang-orang yang bertawaf yang berputar secara berlawanan arah jarum jam yang dilakukan jamaah Makah sekitarnya dan Jamaah Umroh / Haji yang dalam 1 hari tidak ditentukan waktunya.
3. Maka menurut implikasi hukum Kaidah Tangan Kanan bahwa Energi yang terkumpul akan diputar dengan Tawaf dan hasilnya kumpulan energi tadi arahnya akan ke atas MENUJU LANGIT. Jadi Sedikit terjawab bahwa energi itu tidak berhenti di Kabah namun semuanya naik ke Langit. Sebagai satu cerobong yang di mulai dari Kabah. Menuju Langit mana atau koordinat mana itu masih belum nyampe pikiran saya. Yang jelas pasti Tuhan telah membuat saluran agar solat dan doa dalam bentuk energi tadi agar sampai Ke Hadirat Nya. Jadi selama 24 Jam sehari terpancar cerobong Energi yang terfokus naik ke atas Langit. Selamanya sampai tidak ada manusia yang solat dan tawaf (kiamat?).



4. Untuk simplifikasi pemahaman kira-kira dapat di analogikan proses ini dengan internet, sebagai berikut :
a. Solat individu dianalogikan dengan PC,
b. Solat menghadap kiblat adalah arah koneksi (menghadap Kiblat adalah fisik lahir terlepas dari isi doa)
c. Tawaf adalah Router Utama yang bertindak sebagai generator
d. Energi ke atas adalah Hyper Main Bandwith menuju Maha Server di Singgasana Tuhan
e. Speed Koneksi individu pelaku solat ditentukan tingkat ke Khusuan dan ke Iklasan (PC= Kualitas Operating System, kualitas Hardware, Kualitas Software, tingkat kontaminasi virus, Struktur Data, Kelengkapan Pheriferal, dan kekokohan firewall dari virus/trojan/malware/secam (Setan)).
f. Koneksi yang sempurna tentu akan memudahkan Penyembahan pada Tuhan (up load) dan memahami sepenuhnya Kehendak Tuhan. Sehingga konon jika solat orang beriman akan membuat batin lebih tenang dan jiwa lebih sehat (download upgrade, anti virus, nambah ilmu, keberkahan, keselamatan, kasih sayang, kearifan, rejeki lahir batin dsb)
g. Niat adalah start up total yang terealisasi, mulai Sistem Operasi, Kesiapan Hardware dan Sotware, fokus koneksi. Karena niat jika tidak direalisasikan dengan fokus hardware (Wudu, gerakan fisik menghadap Kiblat, gerakan solat, pengertian doa solat) dan software (Hati/rasa dan Pikiran secara virtual menghadap Maha Raja Pencipta) dihawatirkan koneksi tidak terjadi, dan energinya akan terbuang tidak terfokus. Jika hukum kekekalan energi berlaku, maka energi solat akan tidak sampai dan disinyalir akan dimanfaatkan oleh setan untuk memperkuat diri.

5. Orang yang solat di Masjidil Haram mendapat point 100.000 kali, mudah dimengerti karena solatnya pada kumparan energi dari jamaah solat di seluruh dunia yang berkumulasi dan bertumpuk. Sehingga speednya lebih tersundul dan lebih dekat dengan access point Router Utama (Kabah).
6. Kalau solat berjamaah akan mendapat point 27 kali, kira-kira itu diibaratkan penyatuan energi dari para jamaah sehingga speed untuk naik ke Langit 27 kali lebih cepat. Kira-kira analoginya jika solat sendiri 60 kbps (khusu), maka dengan solat berjamaah menjadi 1,62 Mbps.
7. Kenapa ada pula anjuran solat rawatib dan solat-solat sunat, dhuha, tahajud, tarawih, dan doa menghadap Kiblat, kira-kira dapat dianalogikan makin sering Koneksi dengan Tuhan akan semakin baik dan speed koneksinya makin masive. Dan sebaliknya apabila solatnya malas-malasan dan terpaksa, kemungkinan DC (disconected) akan sering atau lemot koneksinya.
8. Bumi bertawaf, ya analogi tawaf di Kabah, karena berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Dan akan kiamat apabila berputar dengan sebaliknya (matahari terbit dari Barat).
9. Malaikat pun bertawaf di suatu tempat (galaxy?), analogi tawaf Kabah, tentu arah putarannya berlawanan jarum jam dan arah energinya ke atas pula. Ini sedikit hipotesa, bahwa energi yang naik ke langit dari Bumi tadi akan terkumpul di tempat tawaf para Malaikat untuk diteruskan dan diperkuat menuju Singgasana Tuhan Yang Maha Perkasa.

Renungan Kesimpulan
1. Solat dan Doa, diyakini akan sampai ke langit menuju Singgasana Tuhan selama memenuhi kira-kira persyaratan uraian di atas dengan sintesa (gabungan/Ekstrasi) renungan hukum agama dan hukum alam, karena dua-duanya ciptaan Tuhan juga.
2. Memantapkan kita dalam beribadah solat khususnya dan menggiatkan diri untuk selalu on-line 24 jam dengan Tuhan, sehingga jiwa akan selalu terjaga dan membuahkan segala jenis kebaikan yang dilakukan dengan senang hati (iklas).
3. Menjawab kalo solat itu tidak menyembah batu (Kabah), tapi menggunakan perangkat alam untuk menyatukan energi solat dan doa untuk mencapai Tuhan dengan upaya natural manusia.
4. Tuhan Maha Pandai, Maha Besar dan Maha Segalanya

Demikian renungan ane gan, semoga memicu agan-agan dan para Pakar untuk memicu pemikiran, penelitian lebih dalam untuk lebih mempertebal keimanan dan menjadi saksi bahwa Tuhan menciptakan semesta dengan penuh kesempurnaan sehingga makin yakin dan cinta pada Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin renungan ini berlebihan dan berfantasi, tapi sedikitnya ini pendekatan yang mampu menjawab pertanyaan sebagaiman di atas dan tidak bertentangan dengan Kitab Suci dan Hadist bahkan mendukungnya. Semoga bermanfaat...

Senin, 19 Juli 2010

Mencari Arah Kiblat Dengan Google Earth



CARA MENCARI ARAH KIBLAT SENDIRI
DENGAN GOOGLE EARTH

Google Earth

Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe 3D. Awalnya dikenal sebagai Earth Viewer, Google Earth dikembangkan oleh Keyhole,_Inc, sebuah perusahaan yang diambil alih oleh Google 2004. Google juga menambah pemetaan dari basis datanya ke perangkat lunak pemetaan berbasis web. Peluncuran Google Earth menyebabkan sebuah peningkatan lebih pada cakupan media mengenai globe virtual antara tahun 2005-2006 menarik perhatian publik mengenai teknologi dan aplikasi geospasial Global virtual ini memperlihatkan rumah, warna mobil, dan bahkan bayangan orang dan rambu jalan. Resolusi yang tersedia tergantung pada tempat yang dituju. Google Earth membolehkan pengguna mencari alamat (untuk beberapa negara), memasukkan koordinat, atau menggunakan mouse untuk mencari lokasi.


Mencari Arah Kiblat

Dengan goodle earth kita bisa memanfaatkan untuk menentukan arah kiblat secara akurat langsung dari titik tengah Kabah hingga rumah , masjid, gedung-gedung yang ada tampak pada citra Satelit pada google earth. Cara ini adalah sangat akurat karena menggunakan citra satelit yang dapat dilihat secara langsung, mudah, murah, dimana saja dan kapan saja. Sehingga dapat mengakhiri kontroversi arah kiblat akhir-akhir ini. Untuk mendapatkan aplikasi google earth dapat diunduh (di download) secara gratis. Atau apabila tidak tersedia koneksi internet di rumah anda, maka dapat mencoba di warnet untuk mendapatkan gambar google earth.



Cara Menentukan Arah Kiblat

1. Buka aplikasi google earth

2. Cari Kabah dengan mengetikkan pada kolom input , atau ketikkan Al Ka‘ba

gbr 1

3 Tandai pada Kabah di titik tengah dengan menu fasilitas penanda (gbr 1)
4 Cari Lokasi tempat anda yang akan dicari arah Kabah, rumah, masjid, gedung , lapangan tempat shalat Ied dan lain-lain
5. Tandai tempat yang telah ditentukan dengan fasilitas penanda (gbr 2) dalam contoh dipilih gedung sate
.

gbr 2

6. Klik menu penggaris (ruler) kemudian tarik garis dari Kabah yang telah ditandai dari titik penanda Kabah hingga titik penanda di gedung sate. (gbr3 dan 4). Sehingga apabila di zoom akan tampak seperti gambar 5

gbr 3

gbr 4

gbr 5

7.Print lokasi yang akan ditentukan arah kiblat (gedung sate-gbr3). Atau apabila tidak bisa, dapat dilakukan dengan menekan tombol print screen pada keyboard dan copy paste pada aplikasi Paint. (gbr 3)

8 Kemudian gunakan penggaris dengan busur derajat serta ballpoint.(lihat gbr 6)

9. Tarik garis dinding ruang dalam hal ini garis dinding imajiner 1 (b)(garis pintu masuk gedung sate) dan tegak lurus (90 derajat) pada garis dinding imajiner 2 (c) atau dinding sebelah kanan pintu gedung sate. (kedua garis warna kuning)

10. Tarik garis (d) yang tegak lurus pada garis (b) dihubungkan dengan titik penanda arah kiblat. Ini menghadap lurus pada garis c.
11. Tarik garis (e) yang tegak lurus pada garis (c) dan terhubung dengan titik penanda arah kiblat. Garis ini garis muka menghadap dinding (c).

12. Gunakan busur derajat untuk mengukur sudut garis kiblat (a) dengan garis tegak lurus (e) menghadap garis imajiner dinding 2 (c).

13. Dalam contoh didapat sudut 27,3 derajat miring ke kanan dari tegak lurus menghadap dinding (c).

14. Tarik garis tegak lurus pada garis kiblat (a) pada titik penanda , sehingga didapat garis shaf shalat (f).

gbr 6
15. Hasil sudut yang didapat dapat pula diukurkan pada ubin ruangan selama sejajar dengan dinding ruang.

16. Apabila di luar ruangan maka dapat diambil garis acuan misalnya garis jalan atau acuan garis lurus yang tampak pada peta.

Cara ini sangat sederhana namun akurat, dan dapat dilakukan orang awam sekalipun tanpa rumit menggunakan koordinat GPS. Semoga ini dapat membantu meluruskan arah kiblat dan menyempurnakan shalat anda. Dan tentunya lebih sempurna dengan mengkiblatkan pada Allah SWT (Maya Wulan)